omah kucink

Minggu, 21 Maret 2010

TEORI OPERANT CONDITIONING



PENADAHULUAN

Teori Operant Conditioning ini dikemukakan oleh Skinner (Burrhus Frederic Skinner). Ia dilahirkan di Susquehanna pada tahun 1904. mencapai gelar Master tahun 1930, sedangkan gelar Ph.d. diperoleh tahun 1930 dari universitas Harvard. Mula-mula ia memutuskan untuk menjadi penulis, meskipn ayahnya menghendaki menjadi ahli hukum, karena ayahnya juga ahli hukum. Skinner mengajar psikologi pada universitas Minnesota antara tahun 1936 dan 1945. tahun 1938 menulis buku the Behavior of Organisme. Tahun 1945 Skinner peergi ke universitas Indiana sebagai pimpinan Departeman Psikologi pada tahun 1948 ia kembali ke Harvard. Ia mengmbangkan laboratorium untuk menyusun mengajar. Tahun 1954 mengarang buku pengetahuan belajar dan seni mengajar (The Science of Learnig and the Art of teaching). Tahun 1958 mengarang teaching machines.

Skinner membedakan antara tingkah laku responden dan tingkah laku operan. Tingkah laku responden : yaitu tingkah laku yang ditimbulkan oleh Stimulus yang jelas. Misalnya kucing berlari kesana kemari, karena ada daging yang dilihatnya. Tingkah laku operan : yaitu tingkah laku yang ditimbulkan oleh stimulus yang belum diketahui, semata-mata akan ditimbulkan oleh organisme itu sendiri, belum tentu dikehendaki oleh stimulus dari luar, bukan karena melihat daging. Dalam Skinner, lebih memusatkan pada operan behavior.

Sesuai dengan 2 behavior (tingkah laku) ini, maka ada 2 macam Conditioning yaitu:
a) Responden Conditioning
Disebut juga conditioning tipe S, karena menitik beratkan pada stimulus. Conditioning ti[e S ini sama dengan conditioning klasik dari Pavlov.
b) Operant conditioning
Disebut juga conditioning tipe r, karena menitik beratkan pada pentingnya Respon. Operant conditioning menurut Skinner, dekat dekat instrumental conditioning dari Thorndike. Dalam operant conditioning ada 2 prinsip umum yaitu:
1) Setiap respon yang diikuti Stimulus yang memperkuat atau reward (ganjaran), akan cenderung diulangi.
2) Reinforcing stimulus atau stimulus yang bekerja memperkuat atau reward, akan meningkatkan kecepatan (rate) terjadinya respon operant. Denagan kata lain reward akan meningkatkan diulanginya suatu respon.

Dalam operant conditioning, organisme harus berbuat aktivitas sedemikian rupa untuk memperoleh reward.
Dalam makalah ini yang akan dibahas yaitu tentang teori operant conditioning. Khususnya akan menjelaskan tentang konsep-konsep belajar, penerapan dalam dunia pendidikan, serta kelebihan dan kelemahan teori ini.

PEMBAHASAN

Teori operant conditioning yaitu suatu teori yang menggunakan konsekuen yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam mengubah tingkah laku. Adapun cara yang digunakan yaitu berupa reinforcement daripada reward, karena reward diinterpretasikan sebagai tingkah laku subjektif yang dihubungkan dengan kesenangan. Karena istilah reinforcement dianggap netral. Konsekuen yang menyenangkan akan memperkuat tingkah laku, sementara konsekuen yang tidak menyenangkan akan memeperlemah tingkah laku. Jadi, konsekuen yang menyenangkan akan bertambah frekuensinya, sementara konsekuensi yang tidak menyenangkan akan berkurang frekuensinya.
Operant(perilaku jika akibatnya menyenangkan-belajar giat jika mengakibatkan nilai bagus) merupakan tingkah laku yang ditimbulkan oleh organism itu sendiri. Operant belum tentu didahului oleh stimuli dari luar. Operant conditioning dikatakan telah terbentuk bila dalam frekuensi terjadi tingkah laku operant yang bertambah atau bila timbul tingkah laku operant yang tidak tampak sebelumnya. Frekuensi terjadinya tingkah laku operant ditentukan oleh akibat tingkah laku ini.
Dasar Operant Conditioning dalam pengajaran adalah untuk memastikan respons terhadap stimuli. Guru berperanan penting dikelas, dengan mengontrol langsung kegiatan belajar siswa. Mereka yang harus pertama-tama yang menentukan logika yang penting agar menyampaikan materi pelajaran dengan langkah-langkah yang pendek dan kemudian mencoba untuk memberikan Reinforcement segera sesudah siswa merespons. Saran kepada guru, perbaikilah kemampuan me-reinforced, mengembalikan, dan mendiskusikan pekerjaan siswa setelah diperiksa dan dinilai sesegera mungkin dan menanyakannya kepada siswa secara teratur dan memuji, memberi hadiah (me-reinforced) jawaban yang benar, melihat pekerjaan siswa dan mencoba me-reinforced semua tingkah laku yang menghasilkan perkembangan sikap yang baik terhadap pelajar.
Jika disederhanakan, pembentukan tingkah laku dalam Operant Conditioning antara sebagai berikut:
1. mengidentifikasi hal-hal yang merupakan reinforcement bagi tingkah laku yang akan dibentuk itu.
2. melakukan analasis untuk mengidentifikasi aspek-aspek kecil yang membentuk tingkah laku yang dimaksud. Aspek-aspek tadi di urut untuk menuju terbentuknya tingkah laku yang dimaksud.
3. dengan mempergunakan secara urut aspek-aspek itu sebagai tujuan sementara, kemudian diidentifikasikan reinforcer untuk masing-masing aspek atau komponen itu.
4. melakukan pembentukan tingkah laku dengan menggunakan urutan aspek-aspek yang telah disusun itu.
Kalau aspek pertama telah dilakukan, maka hadiah atau reinforcer diberikan, ini mengakibatkan aspek itu sering dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk, dilakukan aspek kedua dan diberi hadiah, demikian berulang-ulang ampai aspek kedua terbentuk dan demikian seterusnya terhadap aspek-aspek yang lain, sampai seluruh tingkah laku yang diharapkan akan terbentuk.


PENERAPAN TEORI OPERANT CONDITIONING DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Adapun contoh penerapan dari teori operant conditioning dalam dunia pendidikan, yaitu:

Guru menyampaikan stimulus yang mendahuluinya
Respons siswa Guru menyampaikan konsekuensi stimulus
Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”? “W.R. supratman” “bagus”
Sebutkan salah satu bentuk peninggalan dari kebudayaan Dong Son? “logam” Ya, betul sekali ……!!!
Dimana letak candi borobudur? “Di Yogyakarta” “bukan, itu salah”

Apabila siswa menjawab benar, maka diberikan reward(pujian). Sedangkan bila siswa menjawab salah, maka tidak seharusnya diberi hukuman karena itu akan membuat siswa takut untuk merespons pertanyaan guru di waktu yang lain. Akan tetapi, apabila reward terus diberikan, maka tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan.
Yang baik dalam pendidikan adalah variable ratio, yaitu hadiah diberikan kadang-kadang, jika dipandang perlu. Pada mulanya pemberian hadiah ataupun hukuman, dalam jangka pendek akan mempunyai efek mengubah menaikkan tingkah laku yang dikehendaki. Tetapi, dalam jangka panjang, hadiah tetap berefek menaikkan, sedang hukuman justru tidak berfungsi lagi.
Menurut Skinner hukuman justru menimbulkan efek yang tidak baik, yaitu:
Berefek negative pada segi emosi, misalnya rasa dendam
Kadang juga menimbulkan sakit jasmani
Menumbuhkan agresifitas. Ini memungkinkan berbuat yang lebih jauh jeleknya.
Bila sesuatu aktivitas diberikan hukuman, maka tingkah laku tersebut selalu diberi hukuman, agar tetap konsekwen.


KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEORI OPERANT CONDITIONING
Teori ini, dalam pelaksanaannya mempunyai kelebihan dan kelemahan jika diterapkan dalam pendidikan. Adapun kelebihan dari teori ini, antara lain :
1. dengan diterapkannya dalam pendidikan akan memberikan semangat tersendiri bagi siswa karena adanya pemberian hadiah, sehingga memacu semangat belajar.
2. siswa menjadi giat atau semangat dalam menjawab pertanyaan dari guru dengan harapan akan mendapat reward.
3. siswa jadi giat belajar, agar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Adapun kelemahan dari teori ini, yaitu :
1. adanya pelaksanaan mastery learning, yaitu anak mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Akibatnya murid naik atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda.
2. adanya kecemburuan kelas.
3. bagi anak yang dapat menjawab pertanyaan guru, ia akan menjawab terus. Sedangkan yang tidak bisa, maka ia akan terus diam.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teori operant conditioning yaitu suatu teori yang menggunakan konsekuen yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam mengubah tingkah laku. Yang mana dalam pelaksanaannya ada pemberian reward(hadiah)dan tidak adanya hukuman. Yang baik dalam pendidikan adalah variable ratio, yaitu hadiah diberikan kadang-kadang, jika dipandang perlu. Teori ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan.
Alangkah baiknya jika penerapan teori ini tidak diterapkan sepenuhnya, tetapi juga digabung dengan teori yang lainnya sehingga akan tercapai suatu tujuan dari pendidikan sesuai yang diinginkan.

1 komentar: